- Catudaya tengangan rendah (beberapa model mejadi bagian dari no 2 dibawah). Kebanyakan tegangan lebih rendah yang digunakan di dalam TV diambil dari rangkaian defleksi horizontal. Kadang, ada ’switching power supply’ yang terpisah tapi ini adalah pengecualian. Rectifier/kapasitor filter/regulator dari jalur listrik AC mensuplai B+ ke pada switching power supply atau system defleksi horizontal. Degauss tidak bekerja ketika TV dalam keadaan off, dan ketika dihidupkan perlahan dia mulai bekerja menghilangkan medan magnet CRT.
- Defleksi Horisontal. Rangkaian ini membuat bentuk gelombang yang diperlukan untuk menyapu pancaran electron di dalam CRT melintang kanan kiri bolak-balik 15,0734 kali perdetik (untuk NTSC). Pulsa sync horizontal dari sync separator mengunci defleksi horizontal ke sinyal video.
- Defleksi vertikal. Rangkain ini menyediakan bentuk gelombang yang diperlukan untuk menyapu pancaran elektron di dalam CRT dari atas kebawah bolak balik 60 kali per detik (untuk NTSC). Pulsa sync vertikal dari sync separator mengunci defleksi vertikal ke sinyal video.
- Tegangan tinggi CRT (juga bagian dari no 2 di atas). Sebuah CRT modern memerlukan sampai dengan 30 kV untuk gambar terang yang garing. Ketimbang harus membuat catudaya terpisah semua, kini hampir semua TV di planet ini mengambil HV (high Voltage/tegangan tinggi) juga banyak tegangan lainnya dari defleksi horisontal yang menggunakan trafo khusus yang disebut’flyback’(FBT = Flyback Transformator) atau ’Line OutPut Transformer’ (LOPT), atau HVT (High Voltage Transformator>.
- Tuner, IF, AGC, video, dan demodulator audio. Jalur masukan/input TV adalah antena atau kabel sinyal dan output-nya adalah sinyal-sinyal basebdan video dan audio. Biasanya ada beberapa tempat di dalam TV di mana jalur level video dan audio ada tetapi tidak dapat di akses dari luar kabinet lain halnya jika anda mau membayar lebih untuk model yang lebih mahal dengan opsi A/V. Sangat sering, tuner ditamengi dengan kotak logam diletakkan di kanan bawah (jika dilihat dari depan) terpisah dari papan rangkaian (PCB=Printed Circuit Board) utama. Kadangkala tuner ada di PCB utama. Bagian IF di sebelahnya.
TV kuno yang murah dengan tombol tuner, tunernya malah ditempel di panel depan. Biasanya ada kotak terpisah antara tuner VHF dan UHF. - Demodulator Chroma. Inputnya adalah sinyal video baseband dan output-nya adalah 3 sinyal individual yaitu sinyal Red, Green, dan Blue (RGB) ke CRT.
- Penggerak video (video driver). Yang ini hampir selalu terletak pada PCB kecil yang dicolokkan langsung ke leher CRT. Dia medorong naik output demodulator chroma ke ratusan volt atau yang cukup diperlukan untuk menggerakkan katoda dari CRT.
- Pemisah sinkronisasi/sync separator. Inputnya aalah video baseband sedangkan outputnya adalah pulsa sinkronisasi horisontal dan vertikal untuk mengkontrol rangkaian defleksi.
- Amplifier Audio/Output. Jalur level audio diperkuat untuk menggerakkan seperangkat pengeras suara/speaker. Pada TV stereo, rangkaian ini juga mesti demutiplexing stereo.
- Kontrol System. Kebanyakan TV modern sesungguhnya menggunakan sebuah microcontroller – sebuah komputer mikro yang diprogram secara pasti sebagai interface kepada pengguna dan mengkontrol fungsi panel depan dan remote control. Ini jadi menambah pintar dan rumit. Kabar baiknya, ini jarang rusak. TV kuno menggunakan serangkaian tombol-tombol dan saklar mereka terlihat murahan.
Kebanyakan masalah terjadi di bagian defleksi horisontal dan catudaya. Mereka bekerja pada tingkat tenaga yang relatif tinggi dan beberapa komponen menjadi panas. Pada bagian trafo tegangan tinggi mudah rusak dan mengeluarkan bunga api sebagai hasil dari retakan selebar rambut, lembab, kotor, dan lain lain.
Komponen tuner biasanya cukup dapat diandalkan kecuali jika antena yang tersambar petir. Kabar buruknya, tampaknya setelah bahkan lebih dari 20 tahun memproduksi TV solid state, pabrik masih saja tidak bisa diandalkan mensolder konektor tuner dan kotak tameng (pelindung) sehingga hubungan solder yang buruk kerap terjadi bahkan pada pesawat TV yang baru sekalipun.